Rabu, 04 Juni 2014

Pencak silat



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Sejarah Pencak Silat
Pencak silat merupakan beladiri warisan budaya nenek moyang bangsa indonesia. Untuk mempertahankan kehidupannya, manusia selalu membela diri dari ancaman alam, binatang, maupun sesamanya yang dianggap mengancam integritasnya. Cara atau bentuk bela diri itu merupakan jawaban terhadap keadaan lingkungan. Cara membela diri dari sesuatu dearah, berada dengan daerah lainnya. Untuk daerah pegunungan, pada umumnya ditandai dengan sikap kuda-kuda yang kokoh dan gerak lengan yang lincah, sedangkan untuk daerah dataran rendah, ditandai dengan sikap kuda-kuda yang ringan dan oleh gerak kaki yang lincah. Perbedaan tersebut disebabkan karena kondisi daerah dan bentuk ancamannya. Yang menarik untuk di kaji adalah bahwa jurus-jurus yang digunakan untuk membela diri, banyak diilhami dari olah gerak binatang-binatang, seperti macan, moyet, ular, bangau dan lain-lainnya. (Sucipto, 2001: 23).
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan. (http://muhammadkhiboel.blogspot.com/2012/07/sejarah-dan-perkembangan-pencak-silat.html)
Seiring waktu pengetahuan pembelaan diri atau ilmu beladiri berkembang terus sehingga menjadi kekuatan utama berkembangnya kerajaan-kerajaan di indonesia. Dengan demikian jelas bahwa ilmu beladiri pencak silat berasal dari indonesia bukan hasil tiruan ilmu beladiri asing Agung (Sumarno, dkk. 2002 : 172).
Perkembangan pencak silat terus berlangsung hingga terbentuknya sebuah organisasi yang menaungi pencak silat dalam bidang olahraga yang saat itu bertarap nasional tepatnya pada tanggal 18 Mei 1948 di surakarta didirikan  sebuah organisasi pencak silat yang disebut dengan ikatan pencaksilat indonesia  (IPSI). Organisasi ini diprakasai oleh Mr. Wongsonegoro yang pada saat itu menjabat sebagai ketua pusat kebudayaan Kedu, Agung (Nur Dyan Naharsari, 2008: 4).
Upaya pengembangan pencak silat pada pariode kepemimpinan Eddie M. Nalapraya, indonesia sebagai pendiri memiliki hasrat untuk mengembangkan pencak silat kemanaca negara dengan mengambil prakasa pembentukan dan pendirian persekutuan pencak silat Antarabangsa (PERSILAT) pada 11 maret 1980 bersana singgapur, malaysia, dan Brunai Darusalam, Agung ( johansyah Lubis, 2004: 1-2).
B.       Pengertian Pencak Silat
Pencak Silat Merupakan salah satu budaya asli bangsa Indonesia, dimana sangat diyakini oleh para pendekarnya dan pakar pencak silat bahwa masyarakat Melayu saat itu menciptakan dan mempergunakan ilmu bela diri ini sejak di masa prasejarah. Karena pada masa itu manusia harus menghadapi alam yang keras dengan tujuan mempertahankan kelansungan hidupnya (survive) dengan melawan binatang ganas dan berburu yang pada akhirnya manusia mengembangkan gerak-gerak bela diri. Menurut : Johansyah Lubis, (http://johansyahlubis.blogspot.com/2013/12/buku-pencak-silat.html)

Pencak silat adalah suatu metode bela diri yang diciptakan untuk mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan kelangsungan hidup. Dalam kamus bahasa Indonesia, pencak silat diartika permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan  atau tanpa senjata. Ada juga yang mengatakan bahwa pencak silat adalah gerak bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga penguasaan gerak efektif dan terkendali. (://virditri.blogspot.com /2011/02/pengertian-pencak-silat.html)
Untuk lebih jelasnya ada beberapa tokoh pencak silat yang memberikan pendapatnya tentang pencak silat diantaranya :

1. Abdus Sjukur
Abdul Sjukur merupakan tokoh perguruan tinggi pencak silat bawean.
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut : 
"Pencak  adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertotonkan sebagai sarana hiburan. Silat adalah unsur teknik bela diri menangkis, menterang dan yang tidak dapat diperagakan di depan umum." 

2. Hasan Habudin 
Hasan Habudin merupakan adalah tokoh pencak silat pamur di madura.
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:

"Pencak adalah seni bela diri yang diperagakan dengan diatur, padahal silat sebagai inti sari dari pecak tidak dapat diperagakan. Di kalangan suku Madura pencak dianggap berakar dari bahasa Madura ‘apengkarepeng laju aloncak’, yaitu bergerak tanpa aturan sambil  meloncak. Silat ‘se amaen alat mancelat’ yaitu sang pemain berloncat kian kemari seperti kilat."

3. Boechori Ahmad
Boechori Ahmad merupakan tokoh pencak silat  Tapak Suci di Jember
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:

"Istilah ‘pencak’ bersal dari Madura ajar dari kata ‘pecak’ sebetulnya lain, yaitu ‘acak mancak’ yang berarti melompat ke kiri ke kanan dengan menggerakkan tangan dan kaki.
Pencak adalah fitrah manusia untuk membela diri sedangkan silat sebagai unsur yang menghubungkan gerakan dan pikiran."

4. alm. Imam Koesepangat
alm. Imam Koesepangat merupakan Guru Besar Setia Hati Teratai Madiun:
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:
"Pencak adalah gerak bela diri tanpa lawan
Silat adalah bela diri yang tidak boleh dipertandingkan
Menurut Mr. Wongsonegoro, tokoh dari IPSI
Pencak adalah gerakan serang bela yang berupa tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasa dipertunjukkan di depan umum.
Silat adalah inti sari dari pecak, ilmu yang memperkelahian atau membela di mati matian yang tidak dapat dipertunjukan di depan umum."

5. Holidin 
Holidin merupakan tokoh Panglipur yang terletak di Bandung.
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut :
"Pencak adalah akal pengetahuan, pengucap dan hak guna pakai
Silat adalah silahturahim".

6. Soetardjonegoro
Soetardjonegoro merupakan tokoh Phasadja Mataram yang berada di yogyakarta.
Beliau mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut :
"Pencak adalah gerak bela serang yang teratur menurut sistem, waktu, tempat dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara kesatria, tidak melukai perasaan.
Silat adalah gerak bela serang yang erat hubungannya denngan rohani, sehinggga menghidup suburkan naluri, menggerakan hati nurani manusia, langsung menyerang kepada Tuhan Yang Maha Esa."
Itulah tadi beberapa definisi pengertian pencak silat baik secara umum maupun secara khusus yang di sampaikan oleh beberapa pendapat dari para ahli.
C.      Teknik Dasar Pencak Silat
“Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Dengan demikian, pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan (Johansyah Lubis, 2004 : 7).
Teknik dasar dalam cabang olahraga pencak silat, meliputi :
1.      . Kuda-kuda 
1)      Kuda-kuda depan, yakni kuda-kuda dengan sikap salah satu kaki berada di depan, sedangkan kaki lainnya di belakang dan berat badan ditopang oleh kaki depan. (Posisi membentuk sudut 30 derajat)
2)      Kuda-kuda belakang, yakni kuda-kuda dengan sikap salah satu kaki berada di depan, sedangkan kaki lainnya berada di belakang dan berat badan ditopang oleh kaki belakang. (Posisi telapak kaki depan lurus dan telapak kaki belakang membentuk sudut kurang lebih 60 derajat)
3)      Kuda-kuda tengah, yakni kuda-kuda dengan sikap kedua kaki melebar sejajar dengan bahu dan berat badan ditopang secara merata oleh kedua kaki, depan juga dilakukan dengan posisi seorang. (Posisi kedua telapak kaki seorang membentuk sudut 30 derajat)
4)      Kuda-kuda samping yakni kuda-kuda dengan posisi kedua kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan ditopang oleh salah satu kaki yang menekuk ke kiri dan ke kanan. (Johansyah Lubis, 2004 :9)
2.      Tangkisan
1)      Tangkisan tepis, tangkisan yang menggunakan sutu atau kedua telapak tangan terbukan dengan kanannya telapak tangan dalam, arah gerakan dari dalam, arah gerakan dari dalam ke luar dan atas ke bawah.
2)      Tangkisan gadik, tangkisan yang mengunakan satu lengan dengan tangan menempel yang kenaannya lengan bawah dalam dengan lintas ke bawah.
3)      Tangkisan kelit, tangkisan yang menggunakan satu lengan dengan telapak tangan terbuka yang kenaannya telapak tangan luar dan arah gerakan dari dalam ke luar atau sebaliknya.
4)      Tangkisan siku, tangkisan yang menggunakan siku, dengan lintasan dari luar ke dalam.
Dan masih bayak lagi model-model tangkisan yang ada (Johansyah Lubis 2004: 18).
3.      Pukulan atau serangan tangan
1)      Pukulan depan, serangan yang mengunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas, tengah, dan bawah.
2)      Pukulan samping, serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas tengah, dan bawah.
3)      Pikulan sangkol, serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal, lintasan dari bawah ke atas dengan kenaannya kepalan tangan terbalik ke sasaran kemaluan, ulut hati, dan dagu.
4)      Pukulan lingkaran, serangan yang menggunakan lengan dengan melingkar dari luar ke dalam, titik sasarannya rahang dan rusak, posisi tangan mengepal menghadap ke bawah, dengan kenaannya seluruh buku-buku jari.
4.      Tendangan atau serangan kaki
1)      Tendangan lurus, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasanya ke arah depan denganposisi badan menghadap ke depan, dengan kenaannya pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran ulu hati dan dagu.(Johansyah Lubis 2004 : 26)
2)      Tendangan belakang, yakni tendangan sebelah kaki dan tungkai dengan lintasan lurus ke belakang tubuh (membelakangi lawan), dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
3)      Tendangan T, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kanaannya pada tumit, telapak kaki dan sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
4)      Tendangan sabit, tendangan yang lintasannya setengah lingkaran ke dalam dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak kaki atau jari telapak kaki. (Johansyah Lubis : 2004 : 28)
D.      Pendekatan Pembelajaran Pencak Silat
Dalam pembelajaran keterampilan pencak silat, bayak pendekaatan yang digunakan, diantaranya pendekatan teknis, taktis, dan komperatif. Dari masiang-masing pendekatan ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Guru penjas harus pandai-pandai memilih jenis pendekatan mana yang cocok diterapkan pada siswanya. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan siswa merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan pendekatan pembelajaran, dismping juga jumlah siswa, dan fsilitas yang ada. (Sucipto, 2008 : 118)
1.      Pendekatan teknis
Pendekatan teknis adalah pendekatan yang menitiberatkan pada pembelajaran tenknik dasar permainan/pertandingan. Pendekatan teknis merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pencak silat. (Sucipto, 2008 : 119).
2.      Pendekatan Taktis
Pendektan taktis adalah pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran olahraga, salah satunya adalah pendekatan taktis. Pendekatan taktis menekankan pada taktik dari suatu permainan atau pertandingan dalam suatu cabang olahraga. Pendekatan taktis pada hakikatnya adalah suatu pendekatan pembelajaran keterampilan teknik yang sekaligus diterapkan dalam situasi permainan sebenarnya. (Sucipto, 2008 : 121).
3.      Pendekatan komperatif
Olahraga komperatif adalah suatu pendekatan yang menitik beratkan pada unsur-unsur kompetitip. Olahraga komperatif dapat membangun karakter positif yang didalamnya karakter disiplin, bekerja keras, dan perilaku fair play termasuk kemampuan berolahraganya. Siswa yang melakukan olahraga komperatif, mereka akan belajar hidup bekerjakeras jika kelak bermasyarakat. Olahraga komperatif merupakan bagian integral dari pendidikan jasmani dengan harapan agar tertanam nilai-nilai komperatif sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di masyarakat. (Sucipto, 2008 : 124)
E.       Teknik Tendangan T
Dalam setiap melakukan tendangan juga harus di lihat dari pola langkah yang perlu di perhatikan. Gerak langkah adalah teknik perpindahan atau mengubah posisi disertai keaspadaan mental dan indra secara optimal untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan dalam rangka mendekati atau menjauhi lawan untuk kepentingan serangan dan belaan. Dalam pelaksanaannya, selalu kombinasikan dengan sikap tubuh dan sikap tangan. ( Sucipto, 2001: 41)
Tendangan T adalah sebutan lain untuk macam tendangan dengan nama generik Tendangan Samping. Dalam bahasa Karate tendangan ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam varian tendangan samping ini. Dalam pencak gaya Tejokusuman khususnya perguruan Krisnamurti ada belasan varian tendangan pada pola permainan atas dan bawah. Ditulis oleh: F. Hartono (http://iwansaputra52.wordpress.com/2012/11/24/skripsi-pencak-silat/ ).
Sedangkan menurut Johansya Lubis, ( 2004: 28) tendangan T adalah serangan yang mengunakan sebelah kaki dan tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisih luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping, dengan sasaran seluruk bagian tubuh.
F.       Hakikat keterampilan
Agung, (Kamisa, 1997: 548) meyatakan keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Banyak para ahli mendefinisikan keterampilan sebagai berikut : Menurut Barbara Golfrey ddk dalam Agus Mahendra dan Agung ma”mun, (1998: 145) mengatakan keterampilan gerak lebih berupa kegiatan yang dibatasi dalam keluasannya dan melibatkan suatu gerak tungal atau sekelompok kecil gerakan tertentu yang ditampilkan dengan tingkat ketepatan dan kecermatan yang tinggi.
Agung, (Ambarukmini Dwi Hatmisari, 2008: 159) keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan kordinasi dan kontrol senbagian atau seluruh tubuh, yang dapat dikuasai melalui proses belajar hal ini senada dengan Husein Hargasasmita, dkk, (2007: 88). Keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang yang memerlukan kordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh, yang dapat dikuasai melalui proses belajar sehingga seseorang dapat dikatakan trampil apabila mampu melakukan gerak dengan efektif dan afesien.

G.      Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih lemah kebenaranya. “ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Suharsimi Arikunto, 1997: 62)
a)      Siswa di harapkan bisa melakukan tendangan T yang benar
b)      Siswa di tuntut agar serius dalam mengikuti proses pembelajaran  tehnik tendangan T, dalam pencak sialat
c)      Strategi mengajar nguru harus di rubah dengan metode permainan
d)     Siswa sebaiknya besungguh-sungguh dalam mengikuti  proses pembelajaran Pencak silat.

1 komentar:

  1. Blackjack & casino - Dr.CMD
    Find everything you need to know 인천광역 출장안마 about the most popular Blackjack & casino games 삼척 출장샵 at MD Casino. We 제주 출장안마 are your one stop shop 의왕 출장안마 for the latest and 부산광역 출장샵 greatest

    BalasHapus