BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah
Pencak Silat
Pencak silat merupakan
beladiri warisan budaya nenek moyang bangsa indonesia. Untuk mempertahankan
kehidupannya, manusia selalu membela diri dari ancaman alam, binatang, maupun
sesamanya yang dianggap mengancam integritasnya. Cara atau bentuk bela diri itu
merupakan jawaban terhadap keadaan lingkungan. Cara membela diri dari sesuatu dearah,
berada dengan daerah lainnya. Untuk daerah pegunungan, pada umumnya ditandai
dengan sikap kuda-kuda yang kokoh dan gerak lengan yang lincah, sedangkan untuk
daerah dataran rendah, ditandai dengan sikap kuda-kuda yang ringan dan oleh
gerak kaki yang lincah. Perbedaan tersebut disebabkan karena kondisi daerah dan
bentuk ancamannya. Yang menarik untuk di kaji adalah bahwa jurus-jurus yang
digunakan untuk membela diri, banyak diilhami dari olah gerak
binatang-binatang, seperti macan, moyet, ular, bangau dan lain-lainnya.
(Sucipto, 2001: 23).
Kebutuhan paling dasar
manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana. Diantara
ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana
fisik untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan fisik, di antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan
senjata.
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan. (http://muhammadkhiboel.blogspot.com/2012/07/sejarah-dan-perkembangan-pencak-silat.html)
"Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan. (http://muhammadkhiboel.blogspot.com/2012/07/sejarah-dan-perkembangan-pencak-silat.html)
Seiring waktu
pengetahuan pembelaan diri atau ilmu beladiri berkembang terus sehingga menjadi
kekuatan utama berkembangnya kerajaan-kerajaan di indonesia. Dengan demikian
jelas bahwa ilmu beladiri pencak silat berasal dari indonesia bukan
hasil tiruan ilmu beladiri asing Agung (Sumarno, dkk. 2002 : 172).
Perkembangan pencak
silat terus berlangsung hingga terbentuknya sebuah organisasi yang menaungi
pencak silat dalam bidang olahraga yang saat itu bertarap nasional tepatnya
pada tanggal 18 Mei 1948 di surakarta didirikan
sebuah organisasi pencak silat yang disebut dengan ikatan pencaksilat
indonesia (IPSI). Organisasi ini
diprakasai oleh Mr. Wongsonegoro yang pada saat itu menjabat sebagai ketua
pusat kebudayaan Kedu, Agung (Nur Dyan Naharsari, 2008: 4).
Upaya pengembangan
pencak silat pada pariode kepemimpinan Eddie M. Nalapraya, indonesia sebagai
pendiri memiliki hasrat untuk mengembangkan pencak silat kemanaca negara dengan
mengambil prakasa pembentukan dan pendirian persekutuan pencak silat
Antarabangsa (PERSILAT) pada 11 maret 1980 bersana singgapur, malaysia, dan
Brunai Darusalam, Agung ( johansyah Lubis, 2004: 1-2).
B.
Pengertian Pencak Silat
Pencak Silat Merupakan salah satu budaya asli
bangsa Indonesia, dimana sangat diyakini oleh para pendekarnya dan pakar pencak
silat bahwa masyarakat Melayu saat itu menciptakan dan mempergunakan ilmu bela
diri ini sejak di masa prasejarah. Karena pada masa itu manusia harus
menghadapi alam yang keras dengan tujuan mempertahankan kelansungan hidupnya (survive)
dengan melawan binatang ganas dan berburu yang pada akhirnya manusia
mengembangkan gerak-gerak bela diri. Menurut : Johansyah
Lubis, (http://johansyahlubis.blogspot.com/2013/12/buku-pencak-silat.html)
Pencak silat adalah suatu metode bela diri yang diciptakan untuk
mempertahankan diri dari bahaya yang dapat mengancam keselamatan dan
kelangsungan hidup. Dalam kamus bahasa Indonesia, pencak silat diartika
permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis,
menyerang dan membela diri dengan atau
tanpa senjata. Ada juga yang mengatakan bahwa pencak silat adalah gerak bela
diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan sehingga penguasaan gerak
efektif dan terkendali. (://virditri.blogspot.com
/2011/02/pengertian-pencak-silat.html)
Untuk lebih jelasnya ada beberapa tokoh pencak silat yang memberikan
pendapatnya tentang pencak silat diantaranya :
1. Abdus
Sjukur
Abdul Sjukur merupakan tokoh perguruan tinggi pencak silat bawean.
Beliau
mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut :
"Pencak
adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan
gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertotonkan sebagai sarana hiburan. Silat
adalah unsur teknik bela diri menangkis, menterang dan yang tidak dapat
diperagakan di depan umum."
2. Hasan
Habudin
Hasan Habudin merupakan adalah tokoh pencak silat pamur di madura.
Beliau
mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:
"Pencak adalah seni bela diri yang
diperagakan dengan diatur, padahal silat sebagai inti sari dari pecak tidak
dapat diperagakan. Di kalangan suku Madura pencak dianggap berakar dari bahasa
Madura ‘apengkarepeng laju aloncak’, yaitu bergerak tanpa aturan sambil meloncak. Silat ‘se amaen alat mancelat’ yaitu sang pemain berloncat kian kemari
seperti kilat."
3. Boechori
Ahmad
Boechori Ahmad merupakan tokoh pencak silat Tapak Suci di Jember
Beliau
mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:
"Istilah ‘pencak’ bersal dari Madura ajar
dari kata ‘pecak’ sebetulnya lain, yaitu ‘acak mancak’ yang berarti melompat ke
kiri ke kanan dengan menggerakkan tangan dan kaki.
Pencak adalah fitrah manusia untuk membela diri sedangkan silat sebagai
unsur yang menghubungkan gerakan dan pikiran."
4. alm. Imam
Koesepangat
alm. Imam Koesepangat merupakan Guru Besar Setia Hati Teratai Madiun:
Beliau
mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut:
"Pencak adalah gerak bela diri tanpa lawan
Silat adalah bela diri yang tidak boleh dipertandingkan
Menurut Mr. Wongsonegoro, tokoh dari IPSI
Pencak adalah gerakan serang bela yang berupa
tari dan berirama dengan peraturan adat kesopanan tertentu, yang biasa
dipertunjukkan di depan umum.
Silat adalah inti sari dari pecak, ilmu yang memperkelahian atau
membela di mati matian yang tidak dapat dipertunjukan di depan umum."
5.
Holidin
Holidin merupakan tokoh Panglipur yang terletak di Bandung.
Beliau
mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut :
"Pencak adalah akal pengetahuan, pengucap dan hak guna pakai
Silat adalah silahturahim".
6.
Soetardjonegoro
Soetardjonegoro merupakan tokoh Phasadja Mataram yang berada di yogyakarta.
Beliau
mendefinisikan pengertian pencak silat sebagai berikut :
"Pencak adalah gerak bela serang yang teratur menurut sistem,
waktu, tempat dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara
kesatria, tidak melukai perasaan.
Silat adalah gerak bela serang yang erat
hubungannya denngan rohani, sehinggga menghidup suburkan naluri, menggerakan
hati nurani manusia, langsung menyerang kepada Tuhan Yang Maha Esa."
Itulah tadi
beberapa definisi pengertian pencak silat baik secara umum maupun secara khusus
yang di sampaikan oleh beberapa pendapat dari para ahli.
C. Teknik
Dasar Pencak Silat
“Gerak dasar pencak
silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang
mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual,
aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. Dengan demikian, pencak
silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari karena
memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan tidak dapat
dipisah-pisahkan (Johansyah Lubis, 2004 : 7).
Teknik dasar dalam cabang olahraga pencak
silat, meliputi :
1.
. Kuda-kuda
1)
Kuda-kuda depan, yakni kuda-kuda dengan sikap salah
satu kaki berada di depan, sedangkan kaki lainnya di belakang dan berat badan
ditopang oleh kaki depan. (Posisi membentuk sudut 30 derajat)
2)
Kuda-kuda belakang, yakni kuda-kuda dengan sikap salah
satu kaki berada di depan, sedangkan kaki lainnya berada di belakang dan berat
badan ditopang oleh kaki belakang. (Posisi telapak kaki depan lurus dan telapak
kaki belakang membentuk sudut kurang lebih 60 derajat)
3)
Kuda-kuda tengah, yakni kuda-kuda dengan sikap kedua
kaki melebar sejajar dengan bahu dan berat badan ditopang secara merata oleh
kedua kaki, depan juga dilakukan dengan posisi seorang. (Posisi kedua telapak
kaki seorang membentuk sudut 30 derajat)
4)
Kuda-kuda samping yakni kuda-kuda dengan posisi kedua
kaki melebar sejajar dengan tubuh dan berat badan ditopang oleh salah satu kaki
yang menekuk ke kiri dan ke kanan. (Johansyah Lubis, 2004 :9)
2.
Tangkisan
1)
Tangkisan tepis, tangkisan yang menggunakan sutu atau
kedua telapak tangan terbukan dengan kanannya telapak tangan dalam, arah
gerakan dari dalam, arah gerakan dari dalam ke luar dan atas ke bawah.
2)
Tangkisan gadik, tangkisan yang mengunakan satu lengan
dengan tangan menempel yang kenaannya lengan bawah dalam dengan lintas ke
bawah.
3)
Tangkisan kelit, tangkisan yang menggunakan satu lengan
dengan telapak tangan terbuka yang kenaannya telapak tangan luar dan arah
gerakan dari dalam ke luar atau sebaliknya.
4)
Tangkisan siku, tangkisan yang menggunakan siku, dengan
lintasan dari luar ke dalam.
Dan masih bayak lagi model-model tangkisan
yang ada (Johansyah Lubis 2004: 18).
3.
Pukulan atau serangan tangan
1)
Pukulan depan, serangan yang mengunakan lengan dengan
tangan mengepal, lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas, tengah,
dan bawah.
2)
Pukulan samping, serangan yang menggunakan lengan
dengan tangan mengepal, lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas
tengah, dan bawah.
3)
Pikulan sangkol, serangan yang menggunakan lengan
dengan tangan mengepal, lintasan dari bawah ke atas dengan kenaannya kepalan
tangan terbalik ke sasaran kemaluan, ulut hati, dan dagu.
4)
Pukulan lingkaran, serangan yang menggunakan lengan
dengan melingkar dari luar ke dalam, titik sasarannya rahang dan rusak, posisi
tangan mengepal menghadap ke bawah, dengan kenaannya seluruh buku-buku jari.
4.
Tendangan atau serangan kaki
1)
Tendangan lurus, serangan yang menggunakan sebelah kaki
dan tungkai, lintasanya ke arah depan denganposisi badan menghadap ke depan,
dengan kenaannya pangkal jari-jari kaki bagian dalam, dengan sasaran ulu hati dan
dagu.(Johansyah Lubis 2004 : 26)
2)
Tendangan belakang, yakni tendangan sebelah kaki dan
tungkai dengan lintasan lurus ke belakang tubuh (membelakangi lawan), dengan
sasaran seluruh bagian tubuh.
3)
Tendangan T, serangan yang menggunakan sebelah kaki dan
tungkai, lintasannya lurus ke depan dan kanaannya pada tumit, telapak kaki dan
sisi luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan
samping, dengan sasaran seluruh bagian tubuh.
4)
Tendangan sabit, tendangan yang lintasannya setengah
lingkaran ke dalam dengan sasaran seluruh bagian tubuh, dengan punggung telapak
kaki atau jari telapak kaki. (Johansyah Lubis : 2004 : 28)
D. Pendekatan Pembelajaran Pencak Silat
Dalam pembelajaran
keterampilan pencak silat, bayak pendekaatan yang digunakan, diantaranya
pendekatan teknis, taktis, dan komperatif. Dari masiang-masing pendekatan ini
memiliki keunggulan dan kelemahan. Guru penjas harus pandai-pandai memilih
jenis pendekatan mana yang cocok diterapkan pada siswanya. Tingkat pertumbuhan
dan perkembangan siswa merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan
pendekatan pembelajaran, dismping juga jumlah siswa, dan fsilitas yang ada.
(Sucipto, 2008 : 118)
1.
Pendekatan teknis
Pendekatan teknis adalah pendekatan yang
menitiberatkan pada pembelajaran tenknik dasar permainan/pertandingan.
Pendekatan teknis merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam
pembelajaran pencak silat. (Sucipto, 2008 : 119).
2.
Pendekatan Taktis
Pendektan taktis adalah
pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran olahraga, salah satunya
adalah pendekatan taktis. Pendekatan taktis menekankan pada taktik dari suatu
permainan atau pertandingan dalam suatu cabang olahraga. Pendekatan taktis pada
hakikatnya adalah suatu pendekatan pembelajaran keterampilan teknik yang
sekaligus diterapkan dalam situasi permainan sebenarnya. (Sucipto, 2008 : 121).
3.
Pendekatan komperatif
Olahraga komperatif
adalah suatu pendekatan yang menitik beratkan pada unsur-unsur kompetitip.
Olahraga komperatif dapat membangun karakter positif yang didalamnya karakter
disiplin, bekerja keras, dan perilaku fair play termasuk kemampuan
berolahraganya. Siswa yang melakukan olahraga komperatif, mereka akan belajar
hidup bekerjakeras jika kelak bermasyarakat. Olahraga komperatif merupakan
bagian integral dari pendidikan jasmani dengan harapan agar tertanam
nilai-nilai komperatif sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di masyarakat.
(Sucipto, 2008 : 124)
E.
Teknik
Tendangan T
Dalam setiap melakukan tendangan
juga harus di lihat dari pola langkah yang perlu di perhatikan. Gerak langkah
adalah teknik perpindahan atau mengubah posisi disertai keaspadaan mental dan
indra secara optimal untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan dalam rangka
mendekati atau menjauhi lawan untuk kepentingan serangan dan belaan. Dalam
pelaksanaannya, selalu kombinasikan dengan sikap tubuh dan sikap tangan. (
Sucipto, 2001: 41)
Tendangan T adalah sebutan lain
untuk macam tendangan dengan nama generik Tendangan Samping. Dalam bahasa
Karate tendangan ini disebut sebagai Yoko-geri. Terdapat berbagai macam varian
tendangan samping ini. Dalam pencak gaya Tejokusuman khususnya perguruan
Krisnamurti ada belasan varian tendangan pada pola
permainan atas dan bawah. Ditulis oleh: F. Hartono
(http://iwansaputra52.wordpress.com/2012/11/24/skripsi-pencak-silat/
).
Sedangkan menurut Johansya Lubis, (
2004: 28) tendangan T adalah serangan yang mengunakan sebelah kaki dan tungkai,
lintasannya lurus ke depan dan kenaannya pada tumit, telapak kaki dan sisih
luar telapak kaki, posisi lurus, biasanya digunakan untuk serangan samping,
dengan sasaran seluruk bagian tubuh.
F. Hakikat keterampilan
Agung, (Kamisa, 1997: 548) meyatakan keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Banyak para ahli mendefinisikan
keterampilan sebagai berikut : Menurut Barbara Golfrey ddk dalam Agus Mahendra
dan Agung ma”mun, (1998: 145) mengatakan keterampilan gerak lebih berupa
kegiatan yang dibatasi dalam keluasannya dan melibatkan suatu gerak tungal atau
sekelompok kecil gerakan tertentu yang ditampilkan dengan tingkat ketepatan dan
kecermatan yang tinggi.
Agung, (Ambarukmini Dwi Hatmisari, 2008: 159) keterampilan adalah gerak
yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan kordinasi dan kontrol
senbagian atau seluruh tubuh, yang dapat dikuasai melalui proses belajar hal
ini senada dengan Husein Hargasasmita, dkk, (2007: 88). Keterampilan adalah
gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang yang memerlukan kordinasi
dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh, yang dapat dikuasai melalui proses
belajar sehingga seseorang dapat dikatakan trampil apabila mampu melakukan
gerak dengan efektif dan afesien.
G.
Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara yang masih
lemah kebenaranya. “ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Suharsimi
Arikunto, 1997: 62)
a) Siswa
di harapkan bisa melakukan tendangan T yang benar
b) Siswa
di tuntut agar serius dalam mengikuti proses pembelajaran tehnik tendangan T, dalam pencak sialat
c) Strategi
mengajar nguru harus di rubah dengan metode permainan
d) Siswa
sebaiknya besungguh-sungguh dalam mengikuti
proses pembelajaran Pencak silat.
Blackjack & casino - Dr.CMD
BalasHapusFind everything you need to know 인천광역 출장안마 about the most popular Blackjack & casino games 삼척 출장샵 at MD Casino. We 제주 출장안마 are your one stop shop 의왕 출장안마 for the latest and 부산광역 출장샵 greatest